watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TANTE YOHANA

Tante Mira mengenalkan salah satu temannya
yang kebetulan ketemu disebuah restoran dimall
daerah jakarta pusat. Sebut saja dia Tante
Yohana, dia juga wanita chinese yang berumur
hampir 50, sebaya dengan Tante Mira hanya
beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal
suaminya karena wanita lain. Postur tubuhnya
juga tidak jauh dengan Tante Mira, agak gemuk
hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante
Mira dan wajahnya juga lebih kelihatan tua
karena tampak kerutan-kerutan diwajahnya
mungkin terlalu banyak pikiran.
Waktu itu dia sedang jalan sendirian akan makan
dan kebetulan ketemu dengan kami yang
akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira,
dan aku dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya
sebagai keponakan jauhnya. Setelah makan kami
melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-
lihat barang di toko-toko yang ada dimall itu.
Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua
secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante
Yohana yang melihat aku sambil senyum-
senyum, dan setelah itu dia sering mencuri-curi
pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan
hari mulai sore Tante Yohana akhirnya pulang.
“Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih.
Sampai ketemu lagi Ferry” kata Tante Yohana
sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang
membuat aku tambah bingung dan dia
melenggang menuju carcall untuk memanggil
sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food
court untuk membeli minum dan istirahat.
“Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?” tanye
Tante Mira padaku setelah membeli minum dan
duduk ditempat yang agak memojok dan
meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku
bingung mendengar pertanyaan Tante Mira
sambil menyedot minuman ringan yang aku
pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa
emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah,
bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah”
jawab Tante Mira agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan
baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya
baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya
mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil
tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu?
Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa
sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi
aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Mira.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama
hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah
tadi waktu Tante Yo lihat kamu dia langsung
tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang
kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya
kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante
terpaksa cerita dech kedia siapa kamu
sebenernya. Kamu jangan marah ya, abis Tante
Yo itu suka maksa kalo keinginannya belum
kesampaian” jawab Tante Mira.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer..
gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Mira
dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai
dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa
tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia
bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah,
saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo
sudah dekat sama dia” kata Tante Mira was-was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah
saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu
baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Mira
yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante
Yo dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil
menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang
gampang ngelupain jasa baik orang kepada
saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo,
biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Mira
kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah
apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama
kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat
telepon.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?” tanya
Tante Yo dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada
apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu
tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?”
tanyaku lagi pada Tante Yo.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya
Tante Yo lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat.
Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami
akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel
“XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang
lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu
teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa
aku memakai baju rapi seperti orang kerja
supaya tidak terlalu menyolok dan aku
menunggu di lobby hotel tersebut karena aku
juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu
teleponku berdering.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada
diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888
oke? Tante tunggu ya” kata Tante
Yomemberitahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah
di lobby” jawabku singkat dan menutup
pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar tidak
diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Yo.
Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo
membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan
langsung check-in. O ya, kamu mau minum
atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah
pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi
kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi
sekalian nanti diantarnya” kata Tante Yo sambil
mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak
usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan
malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he
he he” jawab Tante Yo bercanda.
Kemudian Tante Yo duduk di sofa besar yang
ada didalam kamar itu dan aku duduk di
sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil
menonton TV lalu aku mendekati Tante Yo dan
memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo
merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai
rambutnya dan kukecup kening Tante Yo.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka
sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak
merasakan suasana romantis seperti ini” kata
Tante Yo sambil menghembuskan nafas.
“Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante
akan merasakan hangat dan romantisnya cinta,
karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya”
jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi
keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.
“Terima kasih sayang” kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam
lalu kukecup bibirnya.
Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi
ciuman lembut yang dibalas Tante Yo dengan
lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar
ingin merasakan nikmatnya berciuman yang
sudah lama tidak dirasakannya. Kami saling
cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah
kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Yo
dengan lidahku dan kusapu langit-langit
mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba
wajah dan tengkuk serta lehernya dengan
tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu,
mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang,
mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh..
ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata
Tante Yo disela-sela ciuman kami dan berciuman
lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua
payudara milik Tante Yo bergantian. Tapi aksi
kami terganggu oleh pelayan yang mengantar
makanan yang dipesan oleh Tante Yo. Setelah
pelayan keluar dan Tante Yo memberikan tip,
tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan
mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat
tidur dan dengan buas dia langsung
memelorotkan celana dan celana dalamku,
hingga penisku yang masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam olehnya.
Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang
mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan
kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan
memainkan kedua bolaku.
“Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali
Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang
diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Yo
dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan,
tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo
dari penisku, kuangkat Tante Yo dan kurebahkan
dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati
permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir
Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo
sementara Tante Yo hanya diam saja sambil
menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya
dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka
kancing baju Tante Yo satu persatu sambil terus
turun kedadanya. Setelah kancing bajunya
terbukan semua, kuraih pengait BH yang ada
dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya
terbuka dan ku lepaskan BH Tante Yo lewat
kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Yo,
setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara
Tante Yo, kuciumi seluruhnya kecuali putingnya
yang sudah berdiri mengacung minta dikulum
tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan
jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman
dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya
dan terus turun sampai ke perut dan bermain-
main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante
Yo lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok
yang dipakai oleh Tante Yo kemudian tanganku
mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante
Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang
dipakai oleh Tante Yo.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya
kutarik celana dalam Tante Yo, dan Tante Yo
mengangkat pantatnya sehingga celana
dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya.
Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai
sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah
payudaranya, dan ketika jilatanku mendekati
puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina
Tante Yo dan ketika bibir dan lidahku mulai
memainkan puting Tante Yo tangan dan jari-
jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo
yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum
puting Tante Yo yang sudah berdiri dari tadi
kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari
tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh
Tante Yo melengkung keatas.
“Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang,
kamu kejam sekali mempermainkan Tante..
akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila..
kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Yo
histeris sambil tangannya meremas seprei dan
rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku terus
mengulum kedua puting dan menjilati kedua
payudara Tante Yo bergantian. Tak lama
kemudian kurasakan vagina Tante Yo bertambah
basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang
disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Yo
mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan
cumbuanku di payudaranya dan langsung
kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku
dengan mudah menuju kevaginanya dan
langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-
sedot vagina dan kelentit Tante Yo.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan
kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang..
ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus
sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan
jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh
sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi
sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak
Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya mulai
bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang
datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku
dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan
jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut
sambil terus bibir dan lidahku memainkan
perannya dikelentit Tante Yo. Tubuh Tante Yo
bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-
goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil
tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil
kedua tangannya meremas dan menjambak-
jambak rambutku.
“Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang..
ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot
itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. ” jerit histeris
Tante Yo mengantar orgasmenya yang kedua
itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir tenang
lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan
kulepas celana dalam Tante Yo yang masih
sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur
posisiku dan kutusukkan penisku kedalam
lubang vagina Tante Yo.
“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop
sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta
Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan
permintaanya sambil terus kutusukan penisku
sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang,
kuputar dan kukocok penisku dalam vagina
Tante Yo.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo
hingga posisi Tante Yo kini dalam pangkuanku,
dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik
turunkan pantat dan menggoyangkan
pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih
melekat dan kulemparkan entah kemana lalu
kubuka pengait dan resleting rok Tante Yo dan
kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan
juga entah kemana hingga kini tidak ada
selembar benangpun yang menempel ditubuh
Tante Yo lalu akupun melepaskan bajuku sendiri
dan kulemparkan sembarangan. Setelah
melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku
hingga penisku lebih menggesek dinding vagina
Tante Yo.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila
sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila..
ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu
pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante
mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Tante nggak
kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Yo histeris dan
tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya
yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina
Tante Yo bertambah banyak dan kurasakan juga
kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus
kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali
kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Yo
tambah bergetar dengan kencang, goyangan
dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu
kumainkan tanganku dikelentitnya sambil
kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot
dan kukulum dengan kuat juga kedua puting
Tante Yo bergantian dan kedutan-kedutan
dinding vagina Tante Yo juga bertambah kuat
sehingga penisku merasakan sensasi yang
membuat aku merasakan sesuatu yang akan
segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku
keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku
diputingnya sambil terus mengocok penisku
dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante
Yo.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh..
Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh”
teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat
sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan
kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang
kukeluarkan dalam vagina Tante Yo yang sudah
basah sehingga bertambah basah lagi, ketika
kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar
kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat
penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada
cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Yo
yang kurasakan dari tanganku yang basah
karena masih memainkan kelentit Tante Yo.
Tubuh kami sama-sama bergetar dengan
kencang, keringat kami bersatu dan seluruh
ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan
kenikmatan yang kami dapatkan pada saat
bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Yo mulai tenang
kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya
yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan
vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan
kami berdua dengan sedotan dan jilatanku,
kujilati sampai bersih dan sayup-sayup
kudengan erangan pelan Tante Yo yang
memejamkan matanya merasakan kenikmatan
yang baru saja dia dapatkan. Setelah bersih
kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu
kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.
“Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun
mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali
bagaikan kapas yang masih terbang diawang-
awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu
memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan
orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas
tubuh Tante” kata Tante Yo sambil membuka
matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat
sekali, kedutan dinding vagina Tante Yo
membuat penisku merasakan seperti diremas-
remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap
keringat yang ada di keningnya dan kukecup
kening Tante Yo, lalu aku bangkit dan menuju
kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang
penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante
Yo dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan
masih bugil kami lalu menyantap makanan yang
tadi dipesan oleh Tante Yo sambil bercakap-
cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo
tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai
makan kami melanjutkan percakapan kami diatas
tempat tidur sambil saling memeluk hingga
akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan
tenaga yang akan membuat pertarungan
berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu
jadilah aku daun muda kesayangan Tante
Yohana.


Adult | GO HOME | Exit
1/1911
U-ON

inc Powered by Xtgem.com